Sebuah penelitian dari American Journal of Play memperlihatkan bahwa membatasi anak untuk bermain bisa memicu munculnya depresi, keinginan bunuh diri, dan narsisme ketika masih anak-anak dan saat menginjak remaja. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi para orang tua yang terlalu khawatir jika anak-anaknya banyak bermain.
"Selama 50 tahun terakhir, kesempatan anak-anak untuk bermain secara bebas telah menurun secara dramatis di Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Jika terus berlanjut, akan menimbulkan konsekuensi negatif yang serius bagi perkembangan anak secara fisik, mental, dan sosial," kata Peter Gray, profesor riset psikologi di Boston College.
Gray juga menambahkan bahwa penelitian ini adalah bukti bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan anak. “Penelitian ini mengusulkan bagaimana cara kita (orangtua) agar dapat menciptakan dunia bermain anak, terutama bermain bebas di luar ruangan dengan anak-anak lain, yang merupakan bagian normatif dari masa kanak-kanak.”
Terakhir dirinya melihat bahwa pengelompokan anak sekolah yang berpatokan pada kesetaraan umur justru tidak optimal untuk perkembangan anak. Justru dengan mencampurkan anak yang berbeda usia justru akan lebih mengasah keterampilan anak. Hasil interaksi tersebut menurutnya bisa mengembangkan kapasitas anak dalam hal belajar dan kepemimpinan.
Sumber : kompashealth